baner atas

company betting online

Minggu, 30 April 2017

Bunga Bersuara di Balai Kota



Sambil menanti Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tiba di Balai Kota DKI Jakarta, puluhan perempuan ini kompak melantunkan lagu Ahok - Djarot siapa yang punya. Kekalahan Ahok - Djarot di putaran kedua memang telah mengubah halaman Balai Kota lebih meriah.
Seperti ditayangkan beritapolitik72, Minggu (30/4/2017), bagi mereka Ahok - Djarot bukanlah sekadar idola, tapi juga figur yang mumpuni untuk membenahi ibu kota. Itulah sebabnya hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei membuat para pendukung Ahok - Djarot tak percaya, menyisakan histeria massa di Balai Kota.
Lima hari setelah momen pencoblosan putaran kedua Pilkada DKI, ribuan karangan dan bunga tangkai membanjiri halaman Balai Kota hingga meluber ke jalan dan areal Monas.
Berisikan ucapan terima kasih dari yang serius hingga penuh canda, ada semua. Bunga-bunga ini seperti bersuara ditujukan untuk pasangan Ahok - Djarot.
Warga yang sebagian besar wanita tak pernah putus menyesaki kantor Gubernur Jakarta ini. Tujuan mereka sama, yaitu bertemu Ahok - Djarot. Syukur-syukur bisa berfoto bersama. Tak sedikit pula yang datang jauh dari luar ibu kota.
Enam bulan lagi, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno bakal dilantik. Setelah itu, Warga Jakarta tentu akan menanti 23 janji yang sempat mereka paparkan sepanjang proses kampanye. Di antaranya memperluas manfaat Kartu Jakarta Pintar, rumah murah tanpa uang muka, hingga menghentikan proyek reklamasi di Teluk Jakarta.
Jelas, Jakarta yang adil memang menjadi dambaan setiap orang. Tapi mengurus ibu kota tak semudah membalik telapak tangan.
Kemenangan Anies - Sandi tentu menyisakan begitu banyak harapan di dada warga ibu kota. Harapan nyata yang bukan sekadar bumbu kata-kata manis.

Sabtu, 29 April 2017

Ahok Protes Soal Putaran Kedua


KPU DKI Jakarta mengesahkan hasil rekapitulasi penghitungan suara tingkat provinsi, Minggu (30/4/2017) dini hari. Perolehan suara terbanyak pada putaran kedua Pilkada DKIdiraih pasangan calon nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan- Sandiaga Uno, dengan 57,96 persen suara.
Adapun pasangan nomor pemilihan dua, Basuki Tjahaja Purnama(Ahok)Djarot Saiful Hidayat memeroleh 42,04 persen suara.
"Kami tanda tangani berita acara tingkat Provinsi DKI Jakarta, kami garis bawahi, perolehan suara paslon dua memperoleh jumlah 2.350.366, sedang paslon nomor tiga memperoleh suara 3.240.987 dengan total suara sah 5.591.353," kata Ketua KPU DKI Jakarta, Sumarno, di dalam rapat pleno di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Minggu.
Adapun rincian perolehan suara itu, di Kepulauan Seribu, Ahok- Djarotmemeroleh suara sebanyak 5.391 (38 persen), sedangkan Anies-Sandiunggul dengan perolehan suara 8.796 (62 persen) dengan total 14.187 suara sah.
Di Jakarta Utara, Ahok- Djarot memeroleh suara sebanyak 418.068 (47 persen), sedangkan Anies-Sandi memeroleh 466.340 suara atau 52 persen suara dengan total 884.408 suara sah.
Untuk perolehan suara di Jakarta Pusat, Ahok- Djarot memeroleh 243.416 suara atau 42 persen suara, sedangkan Anies-Sandi memeroleh 333.033 suara atau 57 persen suara dengan total 576.449 suara sah.
Di Jakarta Barat, Ahok- Djarot memeroleh 611.759 suara atau 47 persen suara, sedangkan Anies-Sandi memeroleh 684.980 suara atau 52 persen suara dengan total 1.296.739 suara sah.
Di Jakarta Timur, Ahok-Djarot memeroleh 612.093 suara atau 38 persen suara, adapun Anies-Sandi memeroleh 993.174 suara atau 61 persen suara dengan total 1.605.266 suara sah.
Di Jakarta Selatan, Ahok-Djarot meperoleh 459.639 suara, sedangkan Anies-Sandi memeroleh 754.665 suara atau 62 persen suara dengan total 1.214.304 suara sah.
Adapun rangking partisipasi pemilih tertinggi pertama berada di Kepulauan Seribu dengan persentase pemilih 87 persen, kedua di Jakarta Timur dengan persentase 78 persen, ketiga Jakarta Utara dengan persentase 77 persen, keempat Jakarta Barat dengan persentase 76 persen, kelima di Jakarta Pusat dengan persentase 76 persen, dan keenam di Jakarta Selatan dengan persentase 75 persen warga yang menggunakan hak memilih.
"Sehingga, tingkat partisipasi pemilih secara keseluruhan di tingkat Provinsi DKI Jakarta sebanyak 77,08 persen," ucap Sumarno.
Dia mengungkapkan, partisipasi pemilih pada putaran kedua menunjukkan peningkatan partisipasi pemilih dibandingkan putaran pertama.
Catatan dari saksi
Rapat pleno berlangsung panjang dengan banyaknya catatan yang diberikan oleh kedua saksi pasangan calon. Saksi pasangan Ahok-Djarot, memiliki daftar panjang keganjilan penyelenggaraan pemungutan suara.
Namun temuan utamanya terkait dengan selisih surat suara di ribuan TPS, dengan jumlah surat suara di lapangan kurang dari jumlah DPT ditambah 7,5 persen dari DPT. Puncaknya, mereka menolak menandatangani hasil rekapitulasi.
"Pada intinya kami kecewa dengan penyelenggaraan pemungutan suara dan menerima dengan catatan (menolak menandatangani)," kata anggota saksi, Candra Irawan.
Adapun saksi pasangan Anies-Sandi, mempertanyakan soal tingginya daftar pemilih tambahan saat hari pencoblosan 19 April 2017. Sekretaris Tim Pemenangan Anies-Sandi, Syarif, mengatakan pihaknya perlu mengetahui asal daftar pemilih tambahan, apakah mereka menggunakan e-KTP atau surat keterangan (suket).
"Kami berkepentingan untuk mengetahui karena saya menduga ini terulang orang pakai suket dan e-KTP padahal sudah ada di DPT (daftar pemilih tetap). Kami akan mengejar ke Dukcapil," kata Syarif.
Ketua Bawaslu DKI Jakarta Mimah Susanti menuturkan bahwa seluruh catatan mengenai penyelenggaraan pemilu, sifatnya administratif dan bukan penyimpangan.
" KPU DKI sudah berkerja maksimal sehingga problem tidak terjadi lagi walaupun daftar pemilih tambahan masih setengah dari putaran pertama," kata Mimah.
Rencananya, KPU DKI Jakarta akan menetapkan gubernur-wakil gubernur terpilih pada 5 Mei 2017.

Jumat, 28 April 2017

Ingin Fokus Kerja, Ahok Minta Relawan Tidak Mengajaknya berfoto




Halaman Balai Kota Jakarta hingga malam ini, masih dipadati masyarakat yang ingin berfoto bersama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Beberapa relawan yang mengenakan pakaian kotak-kotak juga ikut ambil bagian..
Ahok menyambut baik dukungan masyarakat, namun dia tak ingin agenda selfie atau swafoto itu menganggu kinerjanya. Dia pun mengingatkan kepada sejumlah relawan yang datang ke Balai Kota langsung menyerbunya saat meminta selfie malam ini.
"Saya mesti tegasin ini. Kalian mau saya kerja lima bulan ini? Jadi tolong enggak usah selfie-selfie. Kita duduk foto, terima kasih," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Jumat (29/4/2017).
Setelah mendengar perkataan Ahok, warga langsung menyusun kelompok untuk berfoto dengan mantan Bupati Belitung Timur itu. Mereka memisahkan diri menjadi tiga kelompok dan berfoto dengan Ahok posisi di tengah.
Usai berfoto Ahok juga menyempatkan untuk bersalaman kepada seluruh relawan yang datang.
Salah satu relawan memaklumi sikap Ahok tersebut. Dia memahami kondisi Ahok kelelahan setelah meladeni warga dan kerja keras di masa akhir jabatannya.
"Kita maklum saja, Pak Ahok juga sudah capek. Apalagi dari pagi juga udah diajak foto bareng sama yang lain," kata relawan tersebut

Kamis, 27 April 2017

Geram,tapi Djarot Terima Tudingan Pencitraan Murahan Fadli Zon


Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat tak mempermasalahkan dengan pernyataan Wakil Ketua DPR Fadli Zon yang menyindir soal kedatangan seribu karangan bunga ke Balai Kota Jakarta merupakan pencitraan murahan.
Karangan bunga tersebut datang usai penghitungan cepat yang menyatakan pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot kalah di Pilkada DKI Jakarta

."Pencitraan-pencitraan murahan nggak apa-apa sih Pak Fadli Zon," ujar Djarot di Balai Kota, Jakarta, Kamis (27/4/2017).Menurut Djarot, ribuan karangan papan  bunga yang ditujukan kepada Ahok-Djarot, merupakan bentuk penghargaan yang mulia dan berharga dari masyarakat DKI Jakarta.
"Tapi bagi kami, itu suatu hal yang mahal, satu hal yang mulia dan satu hal yang berharga mendapatkan apresiasi yang tulus dari warga Jakarta dan disampaikan dengan penuh cinta dengan penuh bunga-bunga itu kan tambah cinta Jadi terima kasih.
Djarot juga mempertanyakan tudingan masyarakat yang menyebut kiriman bunga itu rekayasa.
"Yang bilang seperti itu alasannya apa, itu kan su'udzon ya. Tanyakan pada yang nyaring (yang mengatakan seperti itu). Apakah di suruh begitu ya? Di-setting bagaimana (Maksudnya)?" kata Djarot.
"Bagaimana kamu bisa merekayasa hatinya orang? Bagaimana kamu bisa merekayasa perasaan orang? Bagaimana kamu bisa merekayasa kebenaran dan nurani orang?" sambungnya.
Mantan Wali Kota Blitar itu meminta semua pihak untuk berpikiran positif dan tidak asal menuding.
"Jadi marilah kita berpikir positif begitu, tinggal tunjukkan pada saya bagaimana caranya merekayasa orang? Sekian banyak yang bersedih dan menangis. Bagaimana caranya? jangan begitu lah, kita harus rasional juga ya," tandasnya.

Selasa, 25 April 2017



Jakarta, 
Aktual.com – Deklarasi Partai Gerindra yang mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden tidak menjadi perhatian Partai Golkar. Sebab partai berlambang pohon beringin tersebut telah menetapkan pilihan pada Joko Widodo dalam Pilpres 2019 mendatang.
Sekjen DPP Partai Golkar, Idrus Marham menyatakan deklarasi Prabowo sebagai capres 2019 bukan sebuah ancaman bagi Partai Golkar.
“Jangan selalu menganggap ancaman di kehidupan kita. Yang kita dorong pertarungan ide gagasan dan konsep. Jokowi punya prestasi dan ini jadi modal politik nanti,” kata Idrus di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Selasa (25/4).
Saat ini, Golkar hanya fokus untuk menyukseskan program-program yang akan dijalankan pemerintah. Partai Golkar merupakan salah satu partai pendukung pemerintahan Jokowi-JK.
“Jadi sekarang kita bagaimana prorgam pemerintah bisa berjalan dengan baik, bisa merata dimana-mana sehingga proyeksi 2019 bisa terpilih lagi dan tidak terpengaruh apapun,” tegasnya.
Ketika ditanya mengenai kekalahan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saeful Hidayat dalam Pilkada DKI Jakarta, Idrus menegaskan bahwa hal tersebut takkan mempengaruhi dukungan Golkar kepada Jokowi.
“Peristiwa politik yang ada tidak mempengaruhi sekali sikap dan pandangan Partai Golkar yang telah tetapkan Jokowi Capres 2019,” ujar dia.

Soal Peluang Jadi Menteri, Jokowi: Ahok Masih jadi Gubernur Sampai Oktober

                                Jokowi: Ahok Masih Jadi Subernur Sampai Oktober

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan dirinya tidak akan melakukan perombakan menteri kabinet (reshuffle) dalam waktu‎ dekat ini. 


Hal ini ditegaskan Jokowi usai melakukan peletakan batu pertama Masjid 'Nusantara' di lingkungan ‎Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyah, Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (26/4/2017).

Kendati tidak akan melakukan reshuffle kabinet dalam waktu dekat, Jokowi mengaku 'rajin' mengevaluasi kinerja para pembantunya. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengaku hasil evaluasi para menteri dianggap baik-baik saja. 

"Selalu ke daerah, selalu ke lapangan. Saya kira saudra-saudara sudah bisa lihat sendiri,"‎ kata Jokowi.

Ketika ditanya mengenai peluang Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk mengisi posisi menteri, Jokowi memilih menjawab secara diplomatis. "Pak Ahok itu masih Gubernur DKI Jakarta sekarang ini sampe Oktober. Udah," ucapnya.

Isu mengenai reshuffle kabinet belakangan mencuat kembali. Bahkan, isu ini semakin kencang setelah Jokowi menyampaikan soal target pencapaian yang dilakukan menteri sampai berujung rencana pencopotan. Belakangan pula nama Ahok dikait-kaitkan akan mengisi pos menteri setelah dipastikan kalah dalam Pilgub DKI Jakarta.